Seorang cewek imut yang masih SD tengah asyik menonton televisi saat pintu rumah terbuka.
"Joe Gibken keren banget nerjang musuhnya!" Begitulah si bocil SD yang sedang asyik terbawa tontonan tersebut.
Kalau bahasa kerennya sih Fangirling.
"...tapi masih kerenan Captain Marvelous sih."
"Tadaima! Dek,nonton apa?" Terlihat kakak laki-lakinya, Murayama Yoshiki memasuki rumah.
Murayama Yoshiki sudah lulus dari SMA Oya setahun yang lalu.
Setelah lulus pun Murayama pun bekerja di toko elektronik sebagai pelayan toko.
Yah mau gimana, cari kerja susah.
Apalagi populasi bumi yang makin hari makin membludak.
Yang penting kerja. Dapet duit.
Kalau dulu di SMA Oya penampilan Murayama sangat berantakan, kini ia agak rapihan dikit kecuali ia masih setia pakai bandana biru yang sudah jadi ciri khasnya.
Murayama juga punya adik cewek yang masih SD yang masih harus di nafkahi.
"Nonton film Kamen Rider x Super Sentai."
"Weeetszzs, cewek nonton tokusatsu? Salah tontonan kau."
"Bosen nonton anime."
"Mending nonton smack down."
"Ga ah, smack down wasitnya ikut dibanting."
"Lah? Bagus dong, malah makin mantaps!" Murayama mulai duduk di sofa dan mulai ambil rokok sebatang.
"Oniichan! Jangan ngerokok di dalam rumah dong!"
"Oh iya lupa..." Murayama memasukkan kembali rokoknya ke saku jeans nya.
"Pindah channel dong." Murayama ingin lihat acara di channel tv lain.
"Dame, oniichan! Lagi seru nih!" Adik cewek Murayama gak mau pindah channel.
Murayama membuang nafas kasar dengan kedua matanya yang menonton adegan Joe Gibken bertarung dengan Daiki Kaito.
Adik cewek Murayama beranjak dari duduknya.
"Mau kemana?"
"Aku mau pipis. Jangan pindah channel ya!"
"Lah?"
"Kalo oniichan nekat pindah channel nya, aku sumpahin oniichan masuk ke film Gokaiger."
"Cih, udah main sumpah-sumpahan ya sekarang ya." Raut bete terlihat jelas di wajah ex leader SMA Oya itu.
"Pokoknya jangan!"
"Wakatteru! Dah sana ke kamar mandi, ntar ngompol lagi."
"Arigatou, niichan~"
"Terserah."
Adik Murayama pun beranjak pergi menuju kamar mandi.
Murayama membuang nafasnya lagi.
Diraihnya remote tv yang tergeletak di atas meja.
Baru saja Murayama ingin menekan tombol remote, kepala adiknya menyembul dari balik tembok.
"Oniichan!"
Sontak Murayama kaget dan remote tv nya jatuh ke lantai terbanting.
"Jangan ngintip!"
"Ore wa pedo janai!"
Kali ini adik Murayama benar-benar sudah pergi.
"Nanda wa aitsu!" Dumal Murayama sambil pungut remote tv yang jatuh.
Murayama pun menekan tombol pindah channel.
"Adik laknat, mana buktinya kalo gue bakal nyasar, kagak napa-napa tuh!"
Murayama menonton acara anime.
Baru beberapa menit menonton, matanya mulai merasa berat karena mengantuk.
"Tumben gue baru nonton malah ngantuk duluan."
Murayama memilih merebahkan dirinya sambil selonjoran di sofa ruang tengah.
Ia pun menutup kedua matanya.
Kira-kira sudah 2 jam Murayama tidur pulas.
"Joe-san? Joe-san?!" Terlihat seorang gadis yang memakai gaun kombinasi warna putih dan pink mengguncang-guncang lengan Murayama. Gadis itu adalah Ahim de Famille alias Gokaiger Pink.
"Ergghh..." Murayama hanya menggeliat.
"Joe-san! Bangunlah! Kenapa tidur di jalanan?!"
"Urusee na! Balik ganti channel ke channel semula aja gitu aja kok repot!" Murayama jengkel.
"...Shikatanai."
Murayama langsung membuka matanya begitu ia merasakan sebuah cubitan di pipi sebelah kiri.
"Itai yo! Kamu mau ap--- EHHH?!"
Murayama kaget melihat pemandangan di depannya, seorang cewek cantik dengan dress putih-pink.
"Joe-san! Syukurlah!" Ahim tersenyum.
"Omae wa dare da?!"
Gadis yang berada di depannya langsung mengerutkan dahinya.
"Joe-san! Kamu lupa namaku? Ahim de Famille."
"Ahim?! Bentar-bentar..."
"Ada masalah apa, Ahim?" Tanya gadis berambut coklat panjang sebahu dan memakai jaket kuning sembari mendekati Ahim.
Dia adalah Luka Millfy alias Gokaiger Yellow
"Eeetoo sepertinya kepala Joe-san terbentur sesuatu. Dia bahkan gak ingat namaku..." Ahim menjelaskan.
"Terbentur endasmu! Lha ini kenapa gue tidur di jalanan??? Gue kan tidur di sofa!"
"Bentar-bentar...memangnya dia beneran Joe? Bukannya Joe tadi pamit ke toilet?!"
"Joe-san ke toilet?" Gumam Ahim sembari sedikit memiringkan kepalanya.
"Joe itu siapa?! Buka telinga kalian lebar-lebar namaku MURAYAMA-SAN leader SMA Oya! Eh, ex leader deh."
"Murayama???" Ahim dan Luka saling bertukar pandang.
Murayama langsung bangkit berdiri.
"Woy ini gue dimana lagi. Masa adik gue yang naruh gue di jalanan, ga mungkin."
"Luka! Ahim!" Teriak seorang pemuda dari kejauhan. Dirinya berlari mendekati Luka dan Ahim yang masih pasang muka kebingungan dengan membawa 2 kaleng softdrink.
Dia adalah Gai Ikari.
"Lah? Joe-san? Kok disini?"
"Eeetoo..." Ahim ingin menjelaskan tapi ia bingung untuk memaparkan.
Murayama yang udah terlanjur empet kupingnya karena dirinya sejak tadi dipanggil "Joe" akhirnya nge gas.
"Nama gue MURAYAMA-SAN!"
"Heh? Murayama?" Gai melongo.
Murayama mengibas ngibas bajunya.
"Joe-san ngelawak ya? WAH AKHIRNYA JOE-SAN BELAJAR MELAWAK YAAAA"
Gai yang kegirangan memeluk Murayama dengan kencang.
Murayama langsung mendorong tubuh Gai alias Gokaiger silver.
"Joe-san???"
"Udah gue bilang gue Murayama-san!"
"Ada apa sih ribut-ribut? Tukang rusuh kah?" Pemuda berjaket biru berkaus hitam serta bersurai hitam panjang yang diikat pun datang. Pemuda itu juga membawa pedangnya.
Joe Gibken alias Gokaiger Blue.
Murayama memandangi Joe Gibken dari atas hingga bawah.
"Lu bukannya Joe Gibken karakter Super Sentai yang ditonton adik gue?!!"
Pemuda berjaket biru balas memandangi pemuda ber-bandana biru tersebut.
"Wajahmu..." Joe tertegun sejenak.
Gai yang menyadari itu segera teriak.
"JOE-SAN KETEMU DOPPELGANGER!!!???"
"Do-Do-Doppelganger?!" Ahim dan Luka saling bertatapan lagi.
-To be continued-